Pertemuan ke-4 Psikologi Umum I: Sejarah Perkembangan Psikologi

Selasa, 21 September 2021

 Pertemuan ke-4 Psikologi Umum I oleh Bu Mafaza, S.Psi., M.Sc.  

Hola, amigos! ✌ Balik lagi nih, tentang materi baru yang tentunya gak kalah asyik dari mata kuliah yang kemarin! Sebuah materi yang menggabungkan ilmu filsafat, psikologi, dan juga sejarah. Hmm.... ada yang bisa nebak nggak, kita bakal bahas apa hari ini? 

Sejarah Perkembangan Psikologi


Sebelumnya, ada yang tau kenapa kita harus belajar Sejarah Perkembangan Psikologi nggak, nih? Pasti pernah berpikir, Psikologi kan belajar tentang cara berinteraksi, kejiwaan, dan memahami orang lain. Terus, kenapa sih harus belajar sejarahnya juga? Mari kita hilangkan mindset seperti itu, guys! 

Jadi belajar Sejarah Perkembangan Psikologi itu berguna untuk: 
💖 untuk lebih memahami tentang "bagaimana sih Psikologi itu?" 
💖 merupakan sumber dari ilmu Psikologi itu sendiri. 

Sejarah Perkembangan Psikologi sendiri kita mulai dari zaman Yunani Kuno. Pada masa Yunani Kuno, saat itu kebanyakkan orang menganut kepercayaan animisme (kepercayaan terhadap setiap benda mati memiliki jiwa) dan antropomorfisme (melekatkan karakteristik manusia pada benda mati), selain itu, masyarakat pada masa ini juga mempercayai hal-hal magis (sihir) serta homo-psychologicus.  

Pada zaman Yunani Kuno, ada beberapa filsuf: 
1. Thales (ca . 625 - 547 B.C) : nenurut Thales, alam semesta itu memiliki penjelasannya tersendiri. 
"This is how I see things- how I believe that things are. Try to improve upon my teaching." 

2. Hippocrates (ca. 460 - 377 B.C.) : yang menjadi pembuka pemikiran tentang penyakit mental, terutama pada kasus hysteria. 

3. Socrates (ca. 470 - 399 B.C): menjelaskan bahwa pengalaman individu itu sangat penting. Dimana Socrates pada saat itu menarik induktif dari suatu kasus, kemudian mengambil essencenya, dan yang terakhir konsep. 

4. Plato (ca. 427 - 347 B.C.): yang mencetuskan teori Form (Idea), dimana apa yang dilihat itu beluum tentu benar. Plato menerapkan Reason (World of Being). Plato percaya bahwa jiwa kita tidak hanya mencakup komponen rasional yang kekal, namun juga mencakup 2 komponen lainnya: courageus (jiwa) dan appetitive (dorongan). 

5. Aristoteles (384 SM - 322 SM): yang pemikirannya berkaitan dengan Psikologi dan menciptakan Causation dan Telelogy. Causation meliputi: 
a. material cause: bahan terbentuknya 
b. formal cause: bentuknya 
c. efficient cause: yang mengubah materi tersebut 
d.final cause: tujuan keberadaan sesuatu

Telelogi: membahas tentang segala yang muncul di dunia hadir karena ada tujuannya. 

Kemudian, setelah Aristoteles, muncul beberapa aliran baru seperti: 
1. Skeptisme (Pyrrho of Elis): paham yang memandang sesuatu selalu tidak pasti. 
2. Sinisme (Anthisthenes): menurutnya, hidup sederhana, dekat dengan alam, dan kebebasan adalah yang paling terbaik. 
3. Stoikisme (Zeno of Citium) : kehidupan yang baik termasuk hidup harmonis bersama alam, dan rencana Ilahi. 

Setelah itu ada permulaan sains modern dan tokoh-tokohnya yang dibahas dalam pertemuan kuliah kali ini. Pada saat ini, dijelaskan pada abad ke-19 itu Psikologi yang awalnya masih bagian dari ilmu filsafat, memutuskan untuk menjadi ilmu yang mandiri. Ada beberapa tokoh yang ikut mempengaruhinya, mulai dari: 

1. William Wundt : pernah membuat buku tentang percobaannya mengenai ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran. 
2. E.B Titchener : gagasannya berupa strukturalisme psikologi. Titchener mengikuti aliran Sensation. 
3. William James: beraliran psikologi fungsional, yang menjelaskan pandangan psikis (mind) dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Salah satu teori James mengenai emosi disebabkan oleh tingkah laku individual tersebut. 
4. James Rowland Angel: beraliran psikologi fungsional, dimana psikologi fungsional memiliki 3 pandangan: psikologi merupakan mental operation, psikologi mendalami kesadaran, psikologi mempelajari tenang jiwa dan tubuh dari suatu organisme. 

5. John B. Watson: teori yang dikemukakannya berupa teori stimulus-respon, tujuannya untuk menduga dan mengontrol prilaku. 
6. B.F. Skinner: berpendapat aliran behaviorisme merupakan dugaan prilaku yang muncul dan didukung oleh positive reinforces dan negative reinforces. 


JADIIII.....kayak gitu deh temen-temen, sekilas hal singkat mengenai sejarah psikologi! Jadi bisa kita tarik kesimpulan ternyata psikologi sudah mulai berdiri sendiri sejak dulu, ya! Mulai dari masih tergabung ke dalam rumpun filsafat hingga saat ini sudah menjadi ilmu ilmiah sebagai Ilmu Psikologi. Menarik banget nggak, sih? Of course! Perkuliahan kali ini benar-benar membuka cara pikir saya dan membuat saya seperti kembali ke zaman lalu. Atmosfer belajar benar benar terasa!  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan ke 5 Psikologi Umum I: Empirisme, Sensasionalisme, dan Positivisme.

Pertemuan ke-12: Psikologi Umum I: Behaviorisme

Pertemuan ke-10: Pengaruh Darwin dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen