Pertemuan ke-10: Pengaruh Darwin dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen
Rabu, 24 November 2021
Pertemuan ke-10 oleh Bu Diny Amenike, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Assalamu'alaikum! :)
Perkuliahan kali ini berkenaan dengan kuliah pengganti yang tidak bisa dilaksanakan pada awal November bulan ini. Perkuliahan kali ini menyinggung sedikit tentang teori evolusi yang pernah dicetuskan Darwin, nih. Surprisingly, kebetulan kelompok 6 yang presentasi hari ini >.< Mau tau apa kaitannya pengaruh Darwin dengan tumbuhnya psikologi eksperimen? Yuk, baca ya!
Teori Evolusi Sebelum Darwin
1. Jean Lamarck (1744 - 1829): menyatakan kalau bentuk awal spesies berbeda dengan spesies yang sekarang.
2. Herbert Spencer (1820 - 1903): adanya asosiasi evolusioner, yaitu kemungkinan perilaku meningkat jika diikuti peristiwa menyenangkan, dan menurun jika diikuti peristiwa tidak menyenangkan, lalu Spencer juga menjelaskan tentang social darwinism.
3. Charles Darwin (1809 - 1882): mencetuskan teori evolusi yang menyatakan kalau kebugaran sebagai kemampuan organisme untuk bertahan hidup. Darwin menaruh minat pada perbedaan individu dan perilaku individu.
4. Sir Francis Galton (1822 - 1911): pusat perhatiannya pada ketajaman sensorik dan time-reaction (seberapa cepat orang merespon ketika diberikan suatu stimulus tertentu). Galton juga menjelaskan tentang pewarisan kecerdasan, dan menaruh ketertarikkan pada pengukuran. Beberapa pemikiran Galton: pengukuran intelijensi, eugenik (selective breeding)--> terfokus pada pembiakkan makhluk gifted, the nature-nurture controversy, word and images, mental imagery, anthropometry dan konsep korelasi Galton. Menurut Galton, intelijensi ada peran dari faktor biologis, sehingga berusaha menjelaskan aspek sensorik.
5. Alfred Binet (1857 - 1911): menciptakan tes berdasarkan ketertarikkannya pada individual psychology dan munculnya tes Binet-Simon --> pengukuran intelektual.
6. Charles Spearman (1863 - 1945): menjelaskan adanya hubungan yang kuat antara ketajaman sensor dengan kecerdasan. Ada beberapa faktor menurut Spearman: specific factor (perbedaan kemampuan individu dalam pelajaran), dan general factor (genetik dari orangtua).
Skala Binet-Simon di Amerika Serikat
1. Henry Herbert Goddard (1866 - 1957) : menjelaskan adanya hubungan antara latar belakang keluarga dan kecerdasan, mengelompokkan individu berdasarkan IQ.
2. Lewis Medison Terman (1877 - 1956) : kecerdasan itu diwariskan, dan memvalidasi test stanford - binet dengan mengkorelasikan tes kinerja dengan peringkat akademik, perkiraan guru tentang intelijensi, dan nilai sekolah.
Tambahan, menurut Galton, kita tidak bisa mengukur religiusitas, tapi dengan adanya konsep statistik membuka pemikiran selanjutnya: sesuatu yang tidak observable ternyata bisa diukur. Seperti Wundt, mengukur dengan metode intropeksi.
Dalam konsep eugenika, untuk memiliki keturunan yang baik, maka harus mencari orangtua dengan gen yang baik pula. Intelijensi juga dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan (orang dengan tingkat pendidikkkan rendah terlihat tidak begitu pintar, dan begitu sebaliknya). Kenapa laki-laki lebih baik dari perempuan? juga termasuk kedalam pandangan rasisme tadi.
Konsep dari teori evolusi adalah seleksi alam, dimana pada zaman dahulu laki-laki dan perempuan memang difitrahkan dengan cara yang berbeda. Pemikiran intelektual wanita kalah dari pria menurut Darwin, karena pada zaman dahulu perempuan memang dibatasi pendidikkannya. Sedangkan laki-laki diberikan kesempatan yang sangat luas untuk mengembangkan dirinya diluar.
Perkembangan setelah pikiran Terman, yaitu membuka pemikiran tokoh-tokoh modern lainnya sehingga jadi ada pemahaman lebih lanjut mengenai anak berbakat itu seperti apa, sih.
Jadii....sekian perkuliahan hari ini! C ya! :)
uuuuuuuu NOTICE AK DONG MBAAAA
BalasHapusselamat km saya pin, buat bundamu bangga nak
Hapus