Pertemuan ke-9: Perkembangan Awal Psikologi Modern

 Selasa, 9 November 2021 

Pertemuan ke 9 oleh Bu Diny Amenike, S.Psi., M.Psi., Psikolog. 


Ciao, ragazzi! Halo! Kali ini,setelah UTS yang amattt panjangg....aku masuk kembali ke dalam mata kuliah Psikologi Umum IA, dalam pertemuan 9 yang membahas sesuatu yang sangaatt menarik, nih. Ada yang bisa tebak apa yang aku bahas? Kira-kira, dari foto yang ada diatas, bisa ditebak gak sih itu dimana? 

Yep! Laboratorium psikologi pertama yang dibuat oleh Wilhelm Wundt--bapak psikologi modern kita! Jadi, kali ini kita bakal bahas tentaaanggg........ 

Perkembangan Awal Psikologi Modern!!!!! 

Psikologi modern ini muncul dari berbagai eksperimen, loh! Lebih tepatnya lagi, psikologi modern ini membahas kajian-kajian mengenai: 
a. psychology as natural science (meniru metodologi & tujuan analitik pada ilmu eksak) => structural content atau other expression lainnya. Studi analitiknya yaitu pada 'mind' yang dilakukan dengan intropeksi.
b. psychology as human science: act psychology (tindakkan), alternative science approach, wurzburg school. 

🔱 Siapa aja sih tokoh-tokoh psikologi modern ini???

1. Wilhelm Wundt (1832 - 1920): Wundt ini dikenal sebagai bapak pendiri psikologi modern, loh! Dia melakukan penelitian mengenai attention, proses mental yang menciptakan fokus dalam kesadaran kita. Dimana tahun 1879, Wundt ini juga mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig! Ada juga teori 3 dimensi yang dikemukakan oleh Wundt: pleasant - unpleasant, strain - relaxation, excitement- calm. 

Lalu, ada juga nih, kenapa sih pemikiran Wundt ini tidak berhasil berkembang di Amerika? Karenaaa, mereka tidak mau melihat psikologi sebagai elemen-elemen seperti yang dikelompokkan oleh Wundt sebelumnya, dimana orang Amerika cenderung menyukai yang pragmatis--sesuatu yang bersifat praktikal (praktis) daripada strukturalnya--cikal bakal fungsionalisme. 

Kemudian, ada juga kontribusi psikologi struktural yang dicetuskan oleh Wundt: 
a. mendorong psikologi dalam sains. 
b. introspeksi sebagai metode diuji
c. jangkar oposisi untuk perkembangan psikologi selanjutnya. 

Nah...dari tadi bahas intropeksi mulu, ada yang paham gak sih intropeksi itu apa?? Jadi... intropeksi itu berupa self report mengenai deskripsi pengenalan diri sendiri ya, guys! Pada masa Wundt ini, juga mulai membedakan antara jiwa dan raga, membedakan kajian psikologi dengan filsafat, loh. 

2. Franz Brentano (1838 - 1917): sebagai pendiri dari intensionalisme (berhubungan dengan kesadaran dan perlu awareness). Kayak gimana sih konsep intensionalisme yang diungkapin Brentano ini? Nah, maksudnya itu, kayak misalnya kita mikirin tentang suatu negara, ambil 'Paris', maka yang terbayang oleh kita tentang Paris tersebut pasti menara eiffelnya, kan? Nah, makanya untuk bisa mempersepsikan objek atau apa gitu, kita itu perlu memberikan perhatian dulu loh. Makanya, peran atensi dalam hal ini perlu banget, guys! Psikologi Brentano ini sendiri berupa act psychology, dimana psikolog harus mempelajari tindakkan mental dan prosesnya itu sendiri. Cara mempelajari tindakkan mental itu lagi-lagi sama seperti Wundt nih, yaitu melalui proses intropeksi fenomenologi terlebih daulu. 

3. Carl Stumpf (1848 - 1936) : memfokuskan pada kedalaman persepsi serta mencetuskan istilah tone psychology. Stumpf sendiri juga membedakan antara fenomena dan fungsi mental, dan meyakini adanya innate. 
By the way, ada yang tahu kasus kuda yang dijuluki Clever Hans? Nah! Stumpf turut ambil peran dalam kasus itu, loh! 

4. Edmund Husserl (1859 - 1938): menyerukan istilah pure phenomenology yang berusaha untuk menemukan esensi dari sebuah pengalaman, bagi Husserl sendiri, ada 2 jenis metode untuk menilai pengalaman subjektif: 
a. fokus pada intesionalismenya. 
b. fokus pada proses yang dialami seseorang tersebut. 

Husserl juga membuat taksonomi pikiran: dimana tujuannya untuk menjelaskan essens mental dari pengalaman diri. 

5. Oswald Kulpe (1862 - 1915):  Kulpe percaya kalau beberapa pemikiran itu justru tidak dapat digambarkan (imageless thought), proses mental yang lebih tinggi tidak dapat dipelajari melalui sebuah eksperimen dan lagi-lagi menggunakan yang namanya intropeksi. 
Mental set yang dimaksud oleh Kulpe yaitu subjek yang fokus pada masalah tertentu menciptakan sebuah kecenderungan untuk bertahan sampai masalah itu terpecahkan. 

6. Han Vaihinger (1852 - 1933): semua yang pernah kita alamai seecara langsung adalah sensasi dan hubungannya antara sensasi tersebut--> yang bisa kita yakini hanyalah sensasi (kecenderungan untuk menciptakan makna). 

7. Herman Ebbinghaus: berfokus pada proses belajar dan mengingat (memori), memakai yang namanya non-sense syllabels: materi yang panjang mememrlukan banyak pengulangan, sehingga kita butuh waktu belajar yang lebih lama --> makin banyak materi, makin banyak repetisi.  

NAHHH.......jadiiii sekian dulu nih guys tentang materi perkuliahan hari ini, hehe... bisa disimpulin para ahli pada zaman ini banyak terpusat pada yang namanya intensionalisme dan intropeksi dari proses penelitian mereka masing-masing ya!! See you! ;) 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan ke 5 Psikologi Umum I: Empirisme, Sensasionalisme, dan Positivisme.

Pertemuan ke-12: Psikologi Umum I: Behaviorisme

Pertemuan ke-10: Pengaruh Darwin dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen