Pertemuan ke 6 Psikologi Umum II: Kognisi

 Kognisi adalah suatu aktivitas mental di otak ketika individu memproses informasi (menyusun, memahami, mengkomunikasikan). Contoh kegiatan kognisi bukan hanya sekedar memori saja (proses mengingat kita), tapi juga proses berpikir kita. Kegiatan kognisi paling banyak digunakan ketika kita mempelajari sesuatu (contoh nyata: sedang kuliah). 

Menurut Kahneman (2011), ada 2 tipe berpikir: 

a. Sistem 1: keputusan cepat menggunakan jalan pintas pikiran, dibantu oleh kemampuan bawaan dan pengalaman personal. Contoh aplikatif: menentukan pilihan, mengambil kesimpulan. 

b. Sistem 2: lebih lambat, analitis. dan terpaku aturan, bergantung pada pengalaman pendidikkan formal. Contoh aplikatif: ketika praktikum, kita menganalisa subjek; kita menentukan solusi ketika teman curhat. 

Mental Imagery : representasi suatu objek. Contohnya kita bisa menetapkan suatu simbol bagi objek tertentu yang bersifat representatif. contoh lainnya ketika kita diminta untuk menyebutkan berapa jumlah kamar mandi yang ada di rumah kita, kita otomatis bisa membayangkan bilik kamar mandi tersebut dan menjawabnya dengan tepat ==> seseorang mampu membayangkan sesuatu dengan tepat setelah diminta mengingatnya. 

Salah satu bagian dari mental images adalah konsep. Konsep adalah sebuah ide yang merepresentasikan objek / kegiatan => memikirkan objek tanpa spesifik. Contoh aplikatif: seseorang dapat memikirkan mie goreng tanpa memikirkan seberapa banyak jumlah mie goreng di dunia ini, seseorang dapat memikirkan minuman yang ingin diminumnya tanpa memikirkan seberapa banyak jenis-jenis minuman di dalam freezer. 

Kemudian ada prototipe. Prototipe adalah pikiran pertama yang muncul di pikiran. Contoh aplikatif ketika berbicara jenis odol gigi, yang kita bayangkan adalah merek pepsodent. Contoh lainnya ketika kita berbicara teh botolan, kita membayangkan teh botol dibandingkan merek lainnya. 

Bagaimana prototipe dapat mempengaruhi pikiran? Menurut Rose dan Mervish (1975), dalam berpikir, kecocokkan objek menjadi hal penting karena orang mengambil contoh potensial dari sebuah konsep dan membandingkannya. 

Problem solving adalah suatu kondisi ketika tujuan harus tercapai dengan metode tertentu. Problem solving menjadi salah satu aspek dari pembuatan keputusan (decisions making), yaitu proses kognisi dalam memilih beberapa alternatif.  

Metode yang digunakan trial and error, yaitu kita mencoba beberapa cara sampai sukses. Contohnya kita mencoba rute ketika tersesat di jalan hingga menemukan jalan pulang, dalam merangkai puzzle, kita mencari mana bagian yang cocok dengan puzzle hingga menemukan bagiannya. 

Selain itu ada algoritma, langkah-langkah menyelesaikan masalah tertentu secara SPESIFIK. Contoh aplikatifnya kita menyusun buku menurut abjad, para programmer membuat program menggunakan algoritma tertentu. 

Heuristik adalah aturan praktis yang bisa diaplikasikan dalam berbagai situasi, berdasarkan pengalaman sebelumnya untuk menurunkan kemungkinan solusi suatu masalah. contoh aplikatif: menggunakan kamus digital untuk mencari kosa kata dibandingkan kamus biasa, mencari tutorial di internet daripada membaca buku manual secara langsung. 

Insight adalah pencerahan ketika kita memikirkan solusi, biasanya dari informasi yang disusun kembali, contohnya kita dapat memikirkan ide-ide baru, kita mampu menyelesaikan persoalan. 

Masalah yang diselesaikan dengan problem solving: 

-Functional fixedness: hanya berpikir tentang objek dalam kegunaannya. 

-Mental set: bertahan dengan menggunakan pola penyelesaian masalah yang sama seperti masa lalu. 

-Confirmation bias: kecenderungan untuk meyakinkan milik kita. 

Creativity adalah kemampuan kita untuk menggabungkan berbagai ide, dan hasil dari pikiran yang beragam. Contoh aplikatif: membuat kerajinan, menemukan jalan baru dalam penyelesain masalah. 

Inteligensi: kemampuan mempelajari pengalaman, memperoleh pengetahuan, dan menggunakan sumber daya secara efektif. 

Teori: 

-Spearman's g factor: membandingkan dua kemampuan berbeda (g factor: general; s factor: spesifik). 

- Gardner's multiple intelligence: kecerdasan terdiri dari sembilan jenis berbeda. 

-Sternberg's triarchic theory: inteligensi  membandingkan 3 aspek berbeda (analitik, kreatif, praktikal). 

Language: sistem menggabungkan simbol sehingga menjadi pernyataan bermakna tanpa batas. 

Tahap bahasa: 

-grammar: sistem yang mengatur struktur bahasa. 

-phoemes: mengatur suara dalam bahasa. 

-morphemes: makna terkecil dalam bahasa. 

-syntax: aturan menggabungkan kata dan frasa. 

-semantics: aturan menentukan kata dan kalimat. 

-pragmatics: aspek praktis berkomunikasi dengan orang lain (bergiliran, gestur, cara bicara kepada tiap-tiap orang) 

Sumber Ciccarelli, S. K. & J. N. White. (2017). Psychology Fifth Edition. New York: Pearson.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan ke 5 Psikologi Umum I: Empirisme, Sensasionalisme, dan Positivisme.

Pertemuan ke-12: Psikologi Umum I: Behaviorisme

Pertemuan ke-10: Pengaruh Darwin dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen